Palembang, corongnews.com –
Guna memaksimalkan program IPDMIP dan Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP)
Pemerintah Provinsi Sumsel melalui Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura menggelar Pertemuan Penyuluh Pertanian dan melakukan Koordinasi Pertama yang dikenal dengan nama Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program ( IPDMIP) serta melakukan Pertemuan Koordinasi Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project ( SIMURP ) Tahun Anggaran 2022.
Bertempat di hotel Swarna Dwipa Palembang, Jum’at ( 10/03/22).
Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Dr. Ir. H. Bambang Pramono Msi melalui Kepala Bidang PPHPP Darwan Agus, SP. MM ketika diwawancarai Wartawan usai membuka acara Pertemuan Penyuluh Pertanian mengatakan bahwa pada malam hari ini kita mengundang 7 Kabupaten yang ada di Provinsi Sumsel sebagai pelaksana IPDMIP serta 2 Kabupaten pelaksana SIMURP yang tujuannya untuk melakukan rapat koordinasi kegiatan awal baik itu IPDMIP dan SIMURP.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini dapat kita sinkronkan antara kegiatan yang ada di Pemerintah Kabupaten dan kegiatan yang ada di Pemerintah Provinsi Sumsel. Terangnya
Sehingga tujuan daripada kegiatan ini dapat tercapai dengan apa yang sudah kita programkan dan kita targetkan pada tahun 2022 ini.
Dijelaskannya salah satu kegiatan SIMURP adalah menerapkan Climate Smart Agriculture (CSA) atau Pertanian Cerdas Iklim menggunakan prinsip budidaya pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim, hemat air, serta meningkatkan produksi pertanian,” ujarnya.
Selain itu juga, tujuan utama kegiatan ini dapat meningkatkan pendapatan petani juga dapat meningkatkan Intensitas Pertanaman (IP).
Masih dikatakannya bahwa kegiatan SIMURP ini untuk memaksimalkan program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) berorientasi untuk menggandeng perusahaan yang memiliki dana CSR yakni Smart Agricultur yang mengarahkan pertanian kepada cerdas iklim yang menggunakan bahan bahan organik misalnya dalam mengatasi penggunaan pupuk organik seperti masih banyaknya penggunaan pupuk subsidi kita juga dapat menggunakan bahan bahan organik yang sudah kita terapkan di 2 Kabupaten yakni Muba dan Banyuasin yang dinilai dapat menurunkan angka sebesar 40 persen dari efek gas rumah kaca. Jelasnya
Artinya apabila penggunaan bahan bahan organik ini dapat kita terapkan di seluruh Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Sumsel ini dapat mengurangi efek gas rumah kaca dan lebih ramah lingkungan.
Sedangkan untuk penerapan IPDMIP ini sudah kita terapkan di 7 Kabupaten yakni Muba, Banyuasin, Mura, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim dan OKUS.
Darwan Agus berharap dengan adanya program ini dapat meningkatkan Intensitas Pertanaman (IP) dan berkurangnya penggunaan pupuk subsidi di tingkat Petani sehingga dapat beralih menggunakan pupuk non subsidi serta mengurangi penggunaan pupuk non organik.
Kemudian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani daerah irigasi yang telah dilakukan rehab fisik oleh instansi dan K/L terkait,”.
Serta juga meningkatkan produksi beras Sumsel dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan sehingga perlu perhatian dan penanganan khusus agar dapat memberikan nilai tambah pada beras yang dihasilkan oleh petani di Provinsi Sumsel. (afan)