Apresiasi sekda Sumsel Peluncuran dan Diskusi Publik Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Sumsel dan Babel Tahun 2023

oleh -138 views
oleh
IMG 20231031 WA0335

Palembang Corongnews.com

Pemerintah terus mendorong agar para lulusan Vokasi baik jenjang SMK dan Politeknik untuk cepat terserap ke Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) hingga berwirausaha. Hal ini selaras dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Vokasi dan Pelatihan Vokasi.

Berangkat dari hal tersebut, Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) menjadi dipercaya menjadi Penyelenggara melalui support Kemendikbud Ristek dan LPDP menggelar Peluncuran dan Diskusi Publik Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Sumsel dan Babel Tahun 2023 yang dibuka oleh Sekda Sumsel Ir. SA Supriyono, di Ballroom Wyndham OPI Hotel Palembang, Selasa (31/10/2023).

Sekda Sumsel Ir. SA Supriyono menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya Peluncuran dan Diskusi Publik Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Sumsel dan Babel Tahun 2023.

“Semoga melalui kegiatan ini, banyak anak bangsa terutama di Sumatera Selatan bisa mengembangkan karirnya melalui skill yang diperoleh di Sekolah Vokasi maupun Perguruan Tinggi Vokasi sebelumnya. Sehingga pada gilirannya akan berkontribusi membangun bangsa terutama di Sumatera Selatan,” Ujarnya.

Sementara itu, Direktur Mitra Studi Kemendikbud Ristek Uuf Brajawidagda menuturkan, program ini adalah program penguatan ekosistem kemitraan, basisnya adalah untuk menumbuhkan inovasi berdasarkan potensi daerah. Program ini didanai oleh LPDP selama 3 tahun.

“Untuk membuat basis yang kuat maka di tahun pertama ini kita membuat rancangan, butuhnya daerah itu apa.Salah satu 20 kelompok perguruan tinggi yang kita tugaskan di Indonesia ada mulai dari yang pertama diluncurkan di Jogyakarta dan ini yang ke-16 di Sumsel,” tuturnya.

Tapi ingin punya basis. Kalau orang meneliti potret penelitian ke depannya seperti apa terus yang dibutuhkan daerah ini penelitiannya. Apa sih inovasinya apa saja sih terkait inovasi, misalnya pempek atau olahan gambut atau inovasi terkait potensi perikanan tangkap atau yang lainnya.

“Jadi potret itu kita belum terlihat makanya di tahun pertama ini salah satu outputnya adalah innovation planning. Jadi untuk membuat innovation planning ini perguruan tinggi yang ditugaskan tidak bisa sendiri. Jadi dia harus berinteraksi dengan seluruh stakeholder di daerah mestinya. Kemitraan itu tumbuh dan kemitraan ini penting karena inovasinya makin kompleks tidak bisa dilakukan hanya oleh satu dosen tapi harus satu dosen bekerja sama dengan dosen lainnya, atau dosen lain yang beda backgroundnya atau melibatkan industri. Karena penelitian itu kompleks karena kalau sendirian saja hasilnya ya begitu saja,” tambahnya.

Dia menuturkan, setelah berjalan 3 tahun, maka akan berinovasi lagi. Kalau penugasan dari LPDP itu 3 tahun nanti akan ada inovasi-inovasi yang mestinya sesuai dengan konteks Sumsel.

Sementara itu pula Ketua Pelaksana Kegiatan sekaligus Dosen Polsri dan Ketua Program Kemitraan Ekosistem Ade Silvia Handayani, ST.,MT mengatakan kegiatan ini selain Peluncuran dan Diskusi Publik Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Sumsel dan Babel juga diikuti kegiatan Seminar Internasional dan Seminar Nasional.

“Kegiatan ini diikuti oleh 14 Perguruan Tinggi Vokasi dan Akademi Komunitas yang terlibat. Baik itu dari Kemendikbud maupun Kementerian lainnya,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Silvia, bahwa ini merupakan Program Kemendikbud yang didanai oleh LPDP yang muaranya adalah kebijakan publik tentang tenaga kerja Vokasi berdasarkan potensi yang ada di daerah.

Ditempat yang sama Direktur Polsri Dr. Ing. Ahmad Taqwa, MT mengatakan bahwa saat ini Vokasi ini adalah hal utama dalam rangka menciptakan lulusan yang siap pakai di DUDI. Baik itu lulusan SMK maupun lulusan Politeknik.

Namun saat ini diakui sejumlah permasalahan di lapangan banyak ditemui terutama lemahnya koordinasi antara pendidikan dan stakeholder. Sehingga melalui kegiatan ini diharapkan serapan tenaga kerja bisa lebih maksimal.

“Apalagi selain kegiatan ini, sebelumnya kemarin kita telah menggelar FGD yang diharapkan terburuk Tim Kordinasi Daerah Vokasi atau TKDV Sumsel ini nanti akan membentuk sebuah ekosistem bagaimana ke depan lulusan ini bisa berkesinambungan. Seperti lulusan SMK sebagai tenaga lapangan dan lulusan Politeknik sebagai tenaga analisis. Dan ini nanti akan link and match ke dunia usaha dan dunia Industri,” ujarnya.

“FGD ini akan menjadi terobosan baik untuk pendidikan di Sumsel dalam rangka menciptakan lulusan yang lebih siap pakai. Sehingga peran pendidikan lebih efektif dan efisien karena sejumlah permasalahan di lapangan cepat terserap solusinya melalui kordinasi yang intens di TKDV,” tutupnya (MR).

No More Posts Available.

No more pages to load.