Tuntutan Artificial Intelegency ditengah Mahasiswa Kekinian

oleh -201 views
oleh

Palembang, corongnews.com 

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Namun, bersama dengan manfaatnya, dampak negatif AI juga mulai dirasakan oleh para mahasiswa di berbagai belahan dunia.

Salah satu dampak negatif yang paling mencolok adalah penggantian pekerjaan. AI dan otomatisasi semakin menggantikan pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh manusia, termasuk pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya dianggap sebagai pekerjaan “berpikir”. Hal ini membuat mahasiswa khawatir akan keberlanjutan karir mereka di masa depan.

Selain itu, penggunaan AI dalam penilaian dan evaluasi juga menimbulkan kekhawatiran. Beberapa lembaga pendidikan mulai mengandalkan algoritma AI untuk menilai tugas dan ujian mahasiswa. Namun, kecenderungan AI untuk memiliki bias dapat menyebabkan ketidakadilan dalam penilaian, yang dapat merugikan mahasiswa yang tidak cocok dengan pola yang diharapkan oleh algoritma tersebut.

Perubahan ini juga mempengaruhi hubungan antara mahasiswa dan dosen. Dengan meningkatnya penggunaan AI dalam memberikan materi dan konseling akademik, hubungan interpersonal antara mahasiswa dan dosen dapat terabaikan, menyebabkan kurangnya dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk perkembangan akademik dan profesional yang optimal.

Meskipun demikian, para ahli percaya bahwa kesadaran akan dampak negatif AI bagi mahasiswa dapat memicu upaya untuk mengatasi tantangan ini. Pendekatan yang berfokus pada keamanan, transparansi, dan kesetaraan dalam penerapan AI dalam pendidikan dapat membantu meminimalkan dampak negatifnya dan memastikan bahwa mahasiswa tetap menjadi fokus utama dalam proses pembelajaran.

Beberapa dampak negatif dari penggunaan Artificial Intelligence dalam pembelajaran termasuk: (1) Pemanfaatan AI yang berlebihan dapat mengakibatkan ketergantungan siswa pada teknologi AI, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kemalasan dalam belajar dan kurangnya inisiatif berpikir, serta berpotensi menurunkan tingkat literasi siswa. (2) Terdapat risiko plagiarisme, terutama ketika menggunakan sistem penulisan esai berbasis AI seperti chat GPT yang dikembangkan oleh OpenAI. Sistem ini dirancang untuk menghasilkan esai berdasarkan parameter atau petunjuk tertentu, yang berpotensi disalahgunakan oleh siswa untuk menipu dalam mengerjakan tugas mereka dengan mengirimkan esai yang bukan karya asli mereka (Dehouche, 2021). AI dapat mengambil peran guru dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan tentang agama dan moralitas. Oleh karena itu, guru perlu membangun hubungan yang kuat dengan siswa untuk tetap mempengaruhi pengetahuan mereka tentang pendidikan agama Islam di kelas.

Lisa Amelia Wati
Jurusan: Ilmu Politik
Fakultas: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

No More Posts Available.

No more pages to load.