Palembang, corongnews.com –
Amanat UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang di dalamnya juga menyoroti pelayanan kesehatan tradisional, maka otomatis pengetahuan dan keilmuan ini harus mengalir ke dalam dunia pendidikan.
Kompetensi pengobatan obat herbal di Indonesia perlu terus di tingkatkan. Salah satunya dengan memasukan ilmu pengetahuan kesehatan herbal ke dalam kurikulum pendidikan ilmu kedokteran. Rencananya, sebanyak 72 fakultas kedokteran di seluruh Indonesia siap untuk mengadopsinya.
Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang saat ini menjadi rumah sakit pertama di Sumatera Selatan yang telah menerapkan layanan medis kesehatan menggunakan obat tradisional.
Direktur Utama RSMH Palembang, Bambang Eko Sunaryoto mengatakan, pengobatan menggunakan obat-obatan tradisional menjadi alternatif dalam memberikan pelayanan kesehatan selain pengobatan menggunakan obat bahan kimia.
Dijelaskan Bambang, obat tradisional yang digunakan meliputi ramuan herbal rempah-rempah untuk pengobatan berbagai penyakit, seperti jamu-jamuan dan minyak oles yang sebelumnya sudah melewati proses penelitian sehingga aman untuk digunakan.
“Penggunaan obat tradisional seperti jamu-jamuan sudah kami terapkan kepada pasien yang membutuhkan pelayanan,” ujar Bambang, Selasa (9/11/2021).
Menurutnya, penggunaan obat tersebut sifatnya lebih kepada pencegahan dan penguatan daya tahan tubuh selebihnya masih menggunakan obat kimia, dengan kadar yang telah ditentukan sesuai kebutuhan pasien.
Senada dengan Bambang, ketua wilayah Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia Sumsel, Miftahul Firdaus yang akrab dipanggil Avir. Menyatakan bahwa Rekan Indonesia Sumsel mendukung penuh terobosan yang dilakukan oleh RSMH Palembang terkait penggunaan obat tradisosional sebagai alternatif pengobatan pada pelayanan kesehatan.
“Di tengah perang industri obat kimia produk farmasi yang harganya semakin tinggi, sudah sewajarnya jika negara ini memberikan alternatif pilihan kepada warganya dalam hal pengobatan. Sehingga warga tidak tehegemoni dengan pengobatan modern melalui obat kimia produk farmai” ujar Avir dalam siaran persnya kepada rekanindonesia.org.
Avir berharap pemberian obat tradisonal nantinya tetap sesuai rekomendasi dari dokter yang menangani, dan obat tradisionalnya disesuaikan dengan penyakit yang diderita pasien.
“Sesuai kebutuhan dan rekomendasi dari dokter tujuannya untuk meningkatkan kesehatan pasien dan mendukung kearifan lokal,” katanya. (Red)