Palembang, corongnews.com –
Jakarta -Gerak pesat kemajuan teknologi menghadirkan beragam sajian teknologi terbarukan yang terus berkembang seiring waktu. Hadirnya Non-Fungible Token (NFT) seakan membuat kehebohan baru. Bagaimana tidak, fenomena Ghozali Everyday yang mendadak jadi miliarder setelah ribuan foto selfie tanpa ekspresi miliknya laris manis.
Tak ayal, kesuksesan Ghozali memancing begitu banyak orang menjadi latah. Niatan mengikuti kesuksesan Ghozali di dunia NFT, ribuan data pribadi berupa foto KTP dijual di marketplace NFT, bukan hanya lukisan bernilai tinggi seperti Senyuman Misterius Monalisa karya Leonardo da Vinci.
Pada faktanya, lima tahun silam Ghozali hanya melakukan eksperimen membuat foto selfie miliknya menjadi sebuah video timelapse, hingga satu hari Ghozali membuat akun di Opensea dengan menjadikan seluruh fotonya sebagai NFT dan dijual dengan harga 0.0001 ETH atau senilai Rp 140 ribu, dan tak terduga fotonya laris manis.
Lalu apa yang membuat harga foto-foto Ghozali Everyday melambung tinggi?
Sampai sekarang khususnya masyarakat indonesia masih banyak yang salah kaprah akan arti dari NFT itu sendiri, banyak yg masih menganggap bahwa marketplace di bawah jaringan blockchain sama dengan marketplace mainstream; Facebook, Instagram, dan lainnya.
Fenomena inilah yang kemudian melatarbelakangi “Near meet” untuk mengedukasi komunitasnya di Indonesia. Dimana Rahmat Albariqi, co-founder dari Paras.id sebuah marketplace NFT lokal yang berada di bawah jaringan Near Protokol, menjadi pembicara untuk mengupas singkat fenomena NFT.
NEAR Meetup Chapter Jakarta dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2022 di Work Coffee, Cilandak, Jakarta Selatan oleh NEAR Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 25 orang yang merupakan pegiat blockchain, developer, kolektor NFT dan pemerhati teknologi blockchain hingga mahasiswa.
NEAR Indonesia mengajak Paras bekerjasama untuk menjadi tamu sekaligus narasumber pada kegiatan Near Meetup.
Bagi Riqi, NFT itu sendiri sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari karena dari dahulu orang-orang sudah senang dalam mengoleksi barang-barang langka yang memiliki value lebih, seperti halnya action figure langka.
“Sekarang hal itu sudah agak tergeser, dimana orang-orang lebih melirik NFT sebagai bahan koleksinya, contoh ada beberapa artis dan atlet dunia mulai melakukan hal itu,” kata Riqi.
Menurut Riqi NFT pada dasarnya adalah sebuah aset digital yang berada dalam jaringan teknologi blockchain, dimana NFT memiliki fungsi sebagai sertifikat keaslian yang secara eksklusif dimiliki oleh seseorang pada dunia digital.
“Secara singkat, NFT dapat dipahami sebagai bagian dari konten aset digital yang berhubungan dengan blockchain,” ungkapnya
Dimana pada karya NFT aset tersebut akan diperlihatkan juga informasi tentang siapa pemilik awal, pemilik akhir, hingga penerbit token atau aset digital tersebut.
NFT juga bisa dikatakan sebagai aset yang memiliki potensi begitu besar di masa depan. Sebagai aset yang berkembang dari sistem cryptocurrency, NFT memiliki tujuan, bentuk, dan cara penggunaan yang berbeda dengan aset kripto yang lain.
Riqi sebagai cofounder Paras memberikan gambaran bagaimana menyikapi adopsi NFT asset di Indonesia, bagaimana cara menghindari project yang buruk dan kiat-kiat menyeleksi proyek NFT yang layak diinvestasi
Sementara Agung Djaka Surya leader dari komunitas Near Indonesia menilai jaringan blockchain sendiri tidak hanya soal penjualan dan pembelian koin kripto tapi ada banyak hal yang bisa dieksplorasi.
“Apalagi Near Protokol jika lebih dalam mengenal di ekosistemnya akan ada banyak sekali keuntungan yang di dapat, Near Protokol sendiri terkenal dengan fungsi Proof of Stake (PoS) yaitu sebuah konsep dalam aset cryptocurrency dimana sebagai pengguna bisa menambang atau memvalidasi transaksi aset cryptocurrency sesuai dengan jumlah koin yang dimiliki,” kata Agung.
Dalam pelaksanaan dari “Near meet” juga menegaskan bahwa agenda dari Near Indonesia Community ini adalah langkah awal dalam memberikan edukasi terkait NFT pada marketplace Near Protokol.
“Karena nanti juga kami rencanakan ada yang namanya Near University untuk mencetak 1000 guru untuk mengajar web 3.0,” pungkasnya.
Sementara menurut Dery Marshal yang juga bagian dari leader komunitas Near Indonesia menyampaikan, komunitasnya berkomitmen mewadahi anggota, sebagai fasilitator untuk menggerakkan dan memperkenalkan teknologi blockchain NEAR Protocol yang aman, cepat, carbon neutral dan scalable.
Ia menjelaskan, jaringan blockchain tidak melulu terkait pembelian koin, tapi seperti NEAR Indonesia itu memiliki visi untuk mengedukasi dan jadi ruang kolaborasi antara member untuk mengerjakan project berbasis teknologi blockchain.
“NEAR Meet Up merupakan kegiatan yang diaktivasi oleh NEAR Protocol sebagai layer-1 dari jaringan blockchain. NEAR Protocol adalah blockchain layer 1 yang dirancang sebagai platform komputasi blockchain dengan teknologi biaya transaksi yang rendah, throughput tinggi, dan interoperabilitas yang baik.”
Terlepas itu, kegiatan Near Meet Up dijelaskan Dery adalah perkenalan satu persatu anggota dengan memaparkan profil diri, latar belakang dan pemahaman terkait blockchain terutama NEAR
kemudian diakhiri dengan sesi bebas, sharing terkait dunia NFT dan peluang teknologi NFT kedepan seperti NFT music hingga beberapa update terkait dunia crypto
Bahkan ada juga anggota yang merupakan karyawan di salah satu Oil dan Gas company yang turut serta dengan dunia NFT dan tertarik untuk mempelajari lebih dalam
“Banyak yang memiliki kendala untuk mempelajari ekosistem NEAR Protocol, kehadiran NEAR Indonesia untuk membantu memperkenalkan dan mengedukasi anggota,” ungkapnya. (afan)