Palembang, corongnews.com –
Tingginya curah hujan beberapa hari kemarin yang melanda Kota Palembang ternyata telah mengakibatkan banjir dimana-mana. Kejadian banjir ini turut menjadi perhatian serius berbagai pihak, mulai dari masyarakat, pemerintah maupun kalangan pemuda dan aktivis peduli lingkungan turut menyoroti banjir tersebut.
Salah satu organisasi pemuda di Kota Palembang, Forum Diskusi Pemuda Sumsel dalam hal ini menyikapi permasalahan banjir tadi telah mengadakan diskusi publik pada Rabu, 12/10/22 di Caramel Cafe, jalan Puncak Sekuning Palembang.
Acara yang dimotori oleh Bung Enho dan kawan-kawan ini menghadirkan Sekda Kota Palembang, Ratu Dewa yang diwakili oleh Marlinda selaku Kabid Sumber Daya Air dari Dinas PUPR, dan hadir juga Hernoe Roesprijadji serta Tokoh Pemuda Peduli Lingkungan, Andreas OP. Turut pula hadir Ki Edi Susilo sebagai moderator dan puluhan mahasiswa serta aktivis di Kota Palembang.
Sekda Kota Palembang, Ratu Dewa yang diwakili oleh Marlinda selaku Kabid Sumber Daya Air dari Dinas PUPR saat memberikan keterangan terkait permasalahan hujan dan banjir di Kota Palembang beberapa waktu lalu banyak menyoroti dampak dari banjir seperti sampah yang dibuang sembarangan dan banyaknya bangunan liar ditepi aliran sungai serta kolam retensi.
Marlinda menuturkan bahwa solusi menangani banjir yang cepat harus mekanis pakai tehnologi, pakai mobile pompa serta solusi jangka panjang yakni adaptasi atau justment yang beradaptasi dengan air, alias jangan membangun bangunan diatas aliran air dan jangan membuang sampah di sungai.
Selain itu masih kurangnya kesadaran masyarakat akan hal itu, tetapi pihaknya akan selalu sosialisasi kepada masyarakat biar tumbuh kesadaraan akibat tidak mentaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah.
Andreas OP, tokoh masyarakat peduli lingkungan saat dimintai keterangannya mengatakan bahwa secara kelembagaan harus ada kerja sama semua pihak, baik Eksekutif, Legislatif maupun masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi terbaik dalam menangani permasalahan banjir.
“kami menyayangkan perwakilan DPRD Kota Palembang yang tidak hadir. Padahal mereka harus memberikan solusi di Kota Palembang ini untuk bagaimana menangani banjir,” ujar Andreas.
Andreas menilai pihak Walikota tidak ada keseriusan dalam hal ini, padahal Perda harus dilaksanakan, banyak sungai-sungai kecil harus difungsikan dan membangun kolam retensi serta menyediakan tempat sampah. Dalam mencari solusi banjir pihak PU cuma menurunkan team monitoring banjir tanpa adanya solusi untuk mengatasinya.
Selain itu Hernoe Roesprijadji sebagai salah satu narasumber saat diwawancarai wartawan mengatakan bahwa permasalahan dalam mengatasi banjir ini bisa dilihat dari pendekatan budaya, tentang nilai – nilai dan norma masyarakat Palembang.
Lewat gerakan yang dicetuskan oleh Presiden Jokowi melalui gerakan ayo kerja, kerja bersama yang kita bangkitkan adalah kesadaran budaya gotong royong. Peran serta masyarakat harus terlihat untuk ikut berpartisipasi dan budaya masyarakat harus dirubah.
“masalah banjir ini bisa kita atasi bersama lewat gotong royong. Pemerintah dalam hal ini Walikota Palembang dan DPRD serta masyarakat harus bekerja sama. Lewat pendekatan budaya, saya rasa masalah banjir ini bisa kita atasi bersama,” ujar Hernoe.
Perlu diketahui bahwa acara diskusi yang sejatinya ini turut juga mengundang Ketua DPRD Kota Palembang, Zainal Abidin dan Anggota DPRD Kota Palembang seperti Ruspanda Karibullah serta Sutami Ismail, akan tetapi karena sesuatu hal mereka tidak bisa hadir dalam acara tersebut untuk menjadi pembicara.(afan)